Hingga kini satelit alamiah planet Bumi yang bernama Bulan (Moon/Lunar) masih mengandung banyak misteri bagi para ilmuwan.
Bentuknya yang bundar sempurna, garis edarnya yang memiliki lingkaran orbit yang sempurna dan berotasi hanya satu kali ditiap revolusinya terhadap Bumi serta lainnya telah membuat para ilmuwan selalu bertanya hingga kini.
Bahkan masih banyak deretan pertanyaan yang masih dikantongi para ilmuwan daripada jawaban yang tersedia tentang benda langit “kekasih” Bumi yang setia ini.
Berikut beberapa misteri, pertanyaan, jawaban, fakta dan keunikan benda langit yang berada paling dekat dengan Bumi dan paling sering kita pandang ini.
Usia Bulan
Usia bulan lebih tua dari yang diperkirakan, bahkan diperkirakan lebih tua daripada bumi dan matahari itu sendiri! Umur Bumi paling tua yang bisa diperkirakan adalah 4.6 milyar tahun.
Usia bulan lebih tua dari yang diperkirakan, bahkan diperkirakan lebih tua daripada bumi dan matahari itu sendiri! Umur Bumi paling tua yang bisa diperkirakan adalah 4.6 milyar tahun.
Sementara itu batuan Bulan jauh lebih lama, malah sudah berumur sekita 5.3 milyar tahun. Jadi, usia Bulan lebih tua 1 milyar tahun ketimbang Bumi.
Lebih Keras Dipermukaan
Normalnya, sebuah planet akan keras di dalam dan makin lama makin lembut dilapisan atasnya, seperti bumi kita.
Normalnya, sebuah planet akan keras di dalam dan makin lama makin lembut dilapisan atasnya, seperti bumi kita.
Tidak demikian halnya dengan Bulan. Bagian dalam Bulan seperti berongga, sementara bagian atasnya keras sekeras Titanium.
Hal inilah yang menyebabkan bahwa Bulan bagaimanapun juga sangat kuat dan tahan serangan. Kawah terbesar di Bulan berdiameter 300 kilometer, dengan kedalaman hanya 6.4 kilometer.
Sementara itu, menurut hitungan ilmuwan, jika batuan yang menubruk bulan tadi menubruk Bumi, maka akan terbentuk lubang paling tidak sedalam 1.200 kilometer!
Bulan yang berongga juga dibuktikan saat kru Apollo yang meninggalkan Bulan, membuang kembali sisa pesawat yang tidak digunakan kembali ke Bulan .
Hasilnya, sebuah gempa dan gema (echo) pada permukaan Bulan terjadi selama 15 menit. Penemuan ini diulang kembali oleh kru Apollo 13, yang kali ini jatuh lebih keras, menimbulkan gema selama 3 jam 20 menit.
Ibaratnya seperti sedang membunyikan lonceng yang kemudian berdentang, hanya saja karena tidak ada udara, maka suara dentang lonceng yang dihasilkan tidak bisa didengar oleh manusia.
Sementara itu, penemuan ini dipertanyakan oleh Carl Sagan, bahwa satelit alamiah tak mungkin kopong atau berongga dalamnya.
0 comments:
Post a Comment