Tuesday 24 March 2015

Akibat Terlalu Sering Mengkritik Remaja

Akibat Terlalu Sering Mengkritik Remaja

ORANGTUA secara tidak langsung berperan dalam gangguan makan yang dialami remaja. Pandangan terhadap makanan dan tubuh akan terbentuk secara tidak sadar melalui interaksi dengan orang sekitar, terutama orangtua.
Psikolog Tara Adisty de Thouars, BA, Mpsi, meyakini jika perilaku obesitas, bulimia, atau anoreksia justru terjadi salah satunya karena dukungan orangtua.
"Remaja yang sedang melalui tahapan pembentukan identitas diri akan mudah terpengaruh pada komentar dan kritikan orang lain. Hal ini termasuk komentar mengenai tubuh, penampilan, dan berat badan sehingga akan menganggu citra diri mereka, " tutur Tara.
Psikolog yang meraih gelar sarjananya dari Universitas of Queensland Australia ini mencontohkan dengan mitos seperti 'kalau enggak dihabisin, nasinya bakalnangis' atau sugesti 'kamu enggak boleh makan cokelat, nanti gendut dan susah dapat pacar'.
"Kritik semacam ini akhirnya menyebabkan si anak tidak percaya diri pada bentuk tubuhnya," ujar Tara saat ditemui dalam peluncuran buku Cara Fun & Smart Diet Remaja di Klinik lightHouse, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Menurut Tara, rasa percaya diri yang menurun akhirnya membuat remaja memiliki konflik yang besar terhadap makan. Anak jadi menolak makan karena takut gemuk atau sebaliknya, stres hingga makan sebanyak-banyaknya.
"Oleh karena itu, sebaiknya orangtua tidak mengkritik anak secara keras sehingga anak menjauh. Sebaiknya lakukan pendekatan yang baik, salah satunya dengan bertanya," jelasnya.
(okezone.com)

0 comments:

Post a Comment

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com